Pemeriksaan
Reduksi (GLUKOSURIA)
·
Metode : Fehling, Benedict, Nylander
·
Tujuan : Agar dapat mengetahui kadar glukoda pada
urin seseorang.
·
Prinsip :
a.
Metode
Fehling
Dalam suasana alkalis dan panas,glukosa mereduksi ion Cu
(kupri) menjadi CuO (kupro) yang akan mengendap dan berwarna merah tua.
b.
Metode
Benedict
Dalam suasana
alkalis dan panas,glukosa mereduksi ion Cu (kupri) menjadi CuO (kupro) yang
akan mengendap dan berwarna merah tua.
c.
Metode
Nylander
Bismuth nitrat akan direduksi oleh glukosa dan beberapa
senyawa lain yang mereduksi,selanjutnya bismuth mengendap dan berwarna hitam.
·
Dasar Teori :
Pemeriksaan terhadap adanya glokosa
dalam urin termasuk pemeriksaan penyaring menyatakan adanya glokosa dapat
dilakukan dengan cara yang berbeda-beda asasnya cara yang tidak spesifik
menggunakan sifat glukosa sebagai alat pereduksi,pada tes-tes semacam itu
terdapat suatu zat dalam reagen yang berubah sifat dan warnanya jika direduksi
oleh glukosa. Diantara banyak macam reagen yang dapat dipakai untuk menyetakan
adanya reduksi yang mengandung garam cupri lahyang banyak digunakan.
Glukosa dapat dibuktikan juga dengan
cara spesifik yang menggunakan enzim glukosa-oxidase untuk merintis
serentatanreaksi dan berakhir dengan perubahan warna dalam reagen yang
diperlukan.
Alat
|
Bahan
|
Reagen
|
ü Tabung Reaksi + rak
|
ü Urin segar
|
ü Fehling A = 34,7 gr
CuSO4.5H2O+ 1lt akudes.
|
ü Penjepit
|
ü Fehling B = 173 gr
KnaTartrat+ 50 gr NaOH+ 1lt akuades.
|
|
ü Pipet ukur 1ml, 2ml, dan
5ml
ü Savety pipet
|
ü Benedict 25 gr CuSO4. 5
H2O.asam sitrat 100 gr+Natrium karbonat anhidrat 143,8 gr+ 1lt akudes.
|
|
ü Pembakar spirtus
|
· Nylander 2 gr Bismut
nitrat+ 4 gr K.Na. Tartrat+100 ml NaOH 10%
|
|
ü Beaker glass
|
·
Cara Kerja :
1.
Metode
Fehling
a.
Tabung
reaksi di isi 2 ml Fehling A + 2 ml Fehling B, di didihkan sambil dicampur.
b.
Ditambah
1 ml urin.
c.
Dicampur,dipanaskan
ssampai mendidih 3 menit dengan di goyang-goyang.
d.
Diamati
perubahan warna yang terjadi.
2.
Metode
Benedict
a.
Tabung
reaksi diisi 5 ml reagen Benedict.
b.
Dicampur
8 tetes urin (dengan pipet ukur 1 ml).
c.
Dicampur,dipanaskan
sampai mendidih 3 menit dengan digoyang,diamati perubahan warna yang terjadi.
3.
Metode
Nylander
a.
Tabung
reaksi diisi 0,5 ml reagen Nylander.
b.
Ditambah
5 ml urin.
c.
Dicampur,dipanaskan
sampai mendidih 3 menit dengan di goyang-goyang,diamati perubahan warna yang
terjadi.
·
Hasil Pemeriksaan :
a.
Metode
Fehling
Merah Bata = positif 4 (+4)
b.
Metode
Benedict
Endapan Merah Bata = positif 4 (+4)
c.
Metode
Nylander
Kuning bening tanpa ada endapan → larutan hitam =
negative (-)
Nilai Normal :
a.
Metode
Fehling
-
Tetap biru jernih = negative (-)
-
Hijau
tanpa endapan = positif 0,5 (+0,5)
-
Hijau
dengan endapan kuning/hijau lebih banyak/hijau kuning keruh = positif 1 (+1)
-
Kuning
keruh/kuning kehijauan/kuning lebih banyak = positif 2 (+2)
-
Jingga/warna
lumpur = positif 3 (+3)
-
Merah
bata= positif 4 (+4)
b.
Metode
Benedict
-
Tetap biru jernih = negative (-)
-
Hijau
tanpa endapan = positif 0,5 (+0,5)
-
Hijau
dengan endapan kuning/hijau lebih banyak/hijau kuning keruh = positif 1 (+1)
-
Kuning
keruh/kuning kehijauan/kuning lebih banyak = positif 2 (+2)
-
Jingga/warna
lumpur = positif 3 (+3)
-
Merah
bata= positif 4 (+4)
a.
Metode
Nylander
-
Tidak
terbentuk endapan hitam = negative (-)
-
Terbentuk
endapan hitam = positif 0,5 (+0,5)
·
Pembahasan :
o
Metode
benedict lebih banyak dipakai dari pada metode fehling,hal ini dikarenakan
metode Benedict lebih sensitive sementara metode benedict lebih spesifik.
o
Reaksi
benedict dapat dipakai untuk menafsirkan kadargula secara kualitatif.
o
Pada
orang normal,tidak ditemukan glukosa dalam urin (-) semua glukosa diabsorbsi
sehingga semua glukosanya tidak keluar bersama urin.
·
Kesimpulan : Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil
o
Metode
Fehling = Merah Bata positif 4 (+4)
o
Metode
Benedict = Endapan Merah Bata positif 4 (+4)
o
Metode
Nylander = Kuning bening tanpa ada endapan → larutan hitam negative(-).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar