Metode = Phosphornolydate UV. End point
Tujuan = Mengetahui cara pemeriksaan phosphor dan mengetahui kadar
phosphor dalam serum yang diperiksaan.
Prinsip = Ammonium molybdate +
sulfuric acid phosporus___
phosphomolybdate complek
Dasar
teori
Forfor sebagai
fosfat, penting dalam struktur dan fungsi semua sel hidup. Fosfat da-lam sel
sebagai ion bebas, merupakan bagian penting asam-asam nukleat, nukleotida dan
beberapa protein.Dalam ruang ekstraseluler, fosfat bersirkulasi sebagai ion
bebas dan terdapat sebagai hidroksiapatit, komponen utama dari tulang, Semua
sel mempunyai enzim-enzim yang dapat mengikatkan fosfat dalam ikatan ester atau
anhidrida asam ke molekul lain.
Metabolisme
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25–dihidroksikolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D ). Fosfat ikut dalam pengaturan derivat aktif vitamin D .
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25–dihidroksikolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D ). Fosfat ikut dalam pengaturan derivat aktif vitamin D .
Bila
kadar fosfat serum rendah, pembentukan 1,25-dihidroksivitamin D dalam tubu-lus
renalis dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus.
Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon para-tiroid.1,25-dihidroksivitamin D ,memegang peranan yang memungkinkan hormon para- tiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang.
Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon para-tiroid.1,25-dihidroksivitamin D ,memegang peranan yang memungkinkan hormon para- tiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang.
Ekskresi fosfat
terjadi terutama dalam ginjal. 80persen-90persen fosfat plasma difiltrasi pada
glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin menunjukkan
perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh tubulus
proximal dan tubulus distal ginjal.
1,25-Dihidroksivitamin D merangsang reabsorpsi fosfat bersama kalsium dalam tu-bulus proksimal. Hormon paratiroid mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25-Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid, ginjal mampu memberi respon terhadap 1,25-dihdrok-sivitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.
1,25-Dihidroksivitamin D merangsang reabsorpsi fosfat bersama kalsium dalam tu-bulus proksimal. Hormon paratiroid mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25-Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid, ginjal mampu memberi respon terhadap 1,25-dihdrok-sivitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.
Alat
=
·
Spektrofotometer
·
Kuvet
·
Mikropipet 10µl , 1000µl
·
Tip biru dan tip kuning
·
Tissue
Bahan = Serum
Reagen = Reagen : sulfuric
acid 210 mmol/l
Ammonium
molybdate 650 mmol/l
Standar
: phosphorus 5 mg/dl
Cara kerja =
Blanko Standart Pemeriksaan
Aquadest (µl) 10 - -
Standart (µl) - 10 -
Sampel (µl) - - 10
Reagen (µl) 1000 1000 1000
Dicampur,
diinkubasi 2menit, dibaca pada suhu 370C kemudian dibaca pada Abs
ƛ340 nm, atau inkubasi 2menit pada suhu kamar, baca Abs ƛ405 nm
Hasil =
Data : Blanko :
0,000 A
Standart : 0,060 A
Pemeriksaan : 0,093 A
Pembahasan =
·
Panjang gelombang yang
digunakan untuk pembacaan hasil pada pemeriksaan phosphor adalah ƛ340 nm
·
Saat mencampur reagen dengan
serum harus benar – benar tercampur agar
hasil pembacaan pada spekto akurat
·
Blanko yang digunakan untuk
seting blank pada pemeriksaan natrium adalah aquabidest dan reagen warna
·
Kebersihan alat, cara pemipetan
sampel dan reagen sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan
Daftar
pustaka =
Callaghan, chris . 2007. At a Glance Sistem
Ginjal. Edisi kedua. Erlangga. Jakarta.
Horne, M, Mima dan Swearingen , Pamela L.
2000. Keseimbangan Cairan , Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2. EGC . Jakarta.
Kee, Joyce Lefever. 2007. Pedoman
Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Edisi 6. EGC. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar