Pemeriksaan Bilirubin dan
Urobilinogen
·
Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya Bilirubin dan Urobilinogen dalam urin dan
untuk mengetahui sumbatan pada empedu.
·
Metode
:
a.
Metode
Harrison
b.
Metode
Rosin
c.
Metode
Ehrlich ( Urobilinogen )
d.
Metode
Schlesinger ( Urobilin )
·
Prinsip :
A.
Metode
Harrison
BaCl2
bereaksi dengan sulfat dalam urin membentuk endapan BaSO4 dan
bilirubin menempel pada molekul ini. FeCl3 mengoksidasi bilirubin
menjadi biliverdin yang berwarna hijau.
B.
Metode
Rosin
Iodium akan mengoksidasi bilirubin
menjadi biliverdin yang berwarna hijau.
C.
Metode
Ehrlich ( Urobilinogen )
Urobilinogen
dengan para dimetilaminobenzaldehid akan membentuk kompleks berwarna merah
anggur.
D.
Metode
Schlesinger ( Urobilin )
Urobilin
dengan reagen schesinger membentuk suatu kompleks dengan memberikan fluoresensi
hijau.
·
Dasar teori :
Bilirubin adalah suatu pigmen empedu
yang diproduksi oleh sel – sel
hepar
bersama dengan garam empedu sebagai cairan empedu. Bilirubin yang terdapat
dalam urin berasal dan diproses dari bilirubin yang terkonjugasi secara aktif
dan disalurkan bersama – sama dengan komponen empedu lainnya menuju ke usus
halus. Bilirubin yang tidak diserap masuk kedalam usus, diproses oleh bakteri
dan dieksresikan oleh ginjal dalam urin. Bilirubinuria menetap selama penyakit
berlangsung, namun uroblinogen kemih akan menghilang sementara waktu bilamana
fase obstruktif yang disebabkan oleh kolestatis dalam perjalanan penyakit
selanjutnya dapat timbul peningkatan urobilinogen kemih sekunder. Dari saluran
empedu, bilirubin terkonjugasi dialirkan keusus. Didalam usus halus hanya
sebagian kecil bilirubin terkonjugasi yang reabsorbsi. Pada bagian terminal
usus halus dan usus besar, bilirubin terkonjugasi akan dihidrolisis menjadi
bilirubin tak terkonjugasi oleh enzim β glukuronidase yang berasal dari hati,
sel – sel epitel usus dan bakteri usus. Bilirubin tak terkonjugasi ini direduksi
oleh flora usus menjadi kelompok senyawa tetrapirol tak berwarna yang disebut
urobilinogen. Transfor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel dan sekresi
kedalam kanalikuli dalam hati. Agar dapat diekskresikan dalam empedu, bilirubin
harus dikonjugasi. Bilirubin terkonjugasi kemudian diekskresikan melalui
saluran empedu kedalam usus halus. Bilirubin tak terkonjugasi tidak
diekskresikan kedalam empedu kecuali setelah proses foto oksidasi.
Alat :
|
Bahan :
|
Reagen :
|
ü Rak tabung reaksi
|
ü Urin segar
|
ü pereaksi fouchet
|
ü Tabung reaksi
|
|
ü Larutan BaCl2
|
ü Pipet ukur
|
|
ü Larutan Iodium 1%
|
ü Pipet tetes
|
|
ü Pereaksi Ehrlich
|
ü Batang pengaduk
|
|
ü Pereaksi Schlesinger
|
ü Beker glass
|
|
ü Pereaksi Lugol
|
|
|
|
·
Cara Kerja :
1.
Pemeriksaan
Bilirubin
a.
Metode
Harrison
·
Tabung
reaksi diisi 5 ml urin
·
Ditambah
5 ml BaCl2 10%, dicampur kemudian disaring dengan kertas saring
·
Kertas
saring dibuka, presipitat pada kertas saring dibiarkan kering
·
Ditambah
1 tetes reagen fouchet pada presipitat
b.
Metode
Rosin
·
Diisi
2 ml urin kedalam tabung reaksi
·
Ditambah
1 ml iodium 1% lewat dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan larutan
·
Amati
perbatasan kedua lapisan
2.
Pemeriksaan
Urobilinogen
a.
Metode
Ehrlich
·
Tabung
reaksi diisi 5 ml urin, ditambah 3 tetes reagen ehrlich
·
Diamati
perubahan warna
b.
Metode
Schlesinger
·
Tabung
reaksi diisi 5 ml urin, ditambah 2 tetes pereaksi lugol
·
Ditambah
5 ml reagen schlesinger, dicampur
·
Disaring
sampai dapat filtrat yang jernih
·
Filtrat
diperiksa dengan latar yang gelap
·
Pembacaan hasil :
1.
Pemeriksaan
Bilirubin
a.
Metode
Harrison
Tabung
reaksi diisi 5 ml urin + 5 ml BaCl2 10%, dicampur ® disaring, dibiarkan kering
+ 1 tetes reagen fouchet pada presipitat ® kertas saring presipitat
ada warna hijau ( + ).
b.
Metode
Rosin
2 ml urin + 1
ml iodium 1% lewat dinding tabung ® terdapat 2 lapisan
berwarna hijau ( + )
2.
Pemeriksaan
Urobilinogen
a.
Metode
Ehrlich
5ml
urin + 3 tetes reagen Ehrlich ® timbul warna merah anggur
( + )
b.
Metode
Schlesinger
5ml urin + 2 tetes lugol +
5 ml reagen schlesinger, campur ® disaring ® filtrat diperiksa dengan
latar gelap ® fluoresensi hijau pada filtrat ( + )
·
Pembahasan :
Pada
bilirubin mengindikasi pada gangguan hati atau saluran empedu, seperti pada hepatitis
infeksma toksi hepar kanker hati. Urin yang mengandung bilirubin tinggi tampak
berwarna kuning pekat dan jika digoyang – goyang akan timbul busa. Peningkatan
ekskresi jika fungsi hepar menurun atau kelebihan urobilinogen. Hasil ( + )
jika setelah olahraga / minum ataupun kelelahan / sembelit. Jika menurun
dijumpai pada kanker pankreas, penyakit hati.
·
Kesimpulan : Dari praktikum
bilirubin dan urobilinogen dalam urin dapat disimpulkan :
1.
Pemeriksaan
bilirubin
a.
Metode
Harrison : menunjukkan hasil ( + ) yang ditunjukkan dengan warna hijau.
b.
Metode
Rosin : menunjukkan hasil ( + ), yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna
hijau pada perbatasan kedua lapisan.
2.
Pemeriksaan
Urobilinogen
a.
Metode
Ehrlich : hasil ( + ), yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah anggur.
b.
Metode
Schlesinger : hasil ( + ), ditunjukkan dengan terbentuknya fluoresensi hijau.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Mc Pherson, A. R., & Sacher, A.
R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta:
Panerbit Buku Kedokteran EGC.
· Tim Praktikum Kimia Klinik. (2011). Buku Petunjuk
Praktikum Kimia Klinik I. Yogyakarta: Akademi Analis Kesehatan Manggala
Yogyakarta.
·
Gjandasoebrata
R . 1986, Penuntun Laboratorium Klinik . Jakarta . Dian Rakyat
·
Mc Pherson, A. R., & Sacher, A.
R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta:
Panerbit Buku Kedokteran EGC.Tim Praktikum Kimia Klinik. (2011). Buku
Petunjuk Praktikum Kimia Klinik I. Yogyakarta: Akademi Analis Kesehatan
Manggala Yogyakarta
yogyakarta,november,2011
pratikan
kasirinus nai liu
nim 10472