Pemeriksaan
Protein
·
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya
protein dalam urin
·
Metode :
Metode asam asetat ,metode bang,dan metode sulfosalisilat
·
Prinsip :
1.
Metode
asam asetat
Pemberian asam asetat untuk
mencapai titik isoelektrik protein.dengan pemanasan mengakibatkan denaturasi
dan terjadi presipitasi.Proses presipitasi dibantu oleh garam-garam yang telah
ada dalam urin.
2.
Metode
Bang
Pemberian asam asetat untuk
mencapai titik isoelektrik protein.dengan pemanasan mengakibatkan denaturasi
dan terjadi presipitasi.Proses presipitasi dibantu denganpemberian garam
natrium asetat.
3.
Metode
sulfosalisilat
Protein dalam suasana asam
kuat akan mengalami denaturasi dan presipitasi.
·
Dasar teori :
Proteinuria adalah adanya protein
dalam urin manusia yang melebihi nilai normal yaitu 150 mg/24 jam atau pada
anak-anak lebih dari 140 mg/m3. Dalam keadaan normal protein didalam
urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional. Sejumlah protein
ditemukan pada pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala ataupun dapat menjadi
gejala awal yang mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal serius.
Adanya protein
didalam urin sangatlah penting dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk
menentukan adanya penyebab/penyakit dasarnya. Adanya proteinuria yang ditemukan
saat pemeriksaan penyaring rutin, pada orang sehat sekitar 3,5 %. Jadi
proteinuria tidak selalu merupakan manifestasi kelainan ginjal.
Derajat
proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantug dari mekanisme pada
ginjal yang berakibat hilangnya protein.sejumlah besar protein secara normal
melewati kapiler glomerulus,tetapi tidak memasuki urin. Muatan dan selektifitas
dinding glomerulus mencegah transportasi albumin,globulin dan protein dengan
berat molekul besar lainnya untuk menembus dinding glomerulus.
Alat:
|
Bahan:
|
Reagen:
|
ü Tabung reaksi
|
ü Urin segar
|
ü Larutan asam asetat 6%
|
ü Pipet ukur
|
ü Reagen Bang
|
|
ü Lampu spirtus
|
ü Larutan asam
sulfosalisilat 20%
|
|
ü Penjepit tabung
|
||
ü Beaker glass
|
·
Cara kerja:
1.
Metode
asam asetat
-
Tabung
reaksi diisi 5 ml urin kemudian dipanaskan sampai mendidih sambil digoyang.
-
Jika
timbul kekeruhan mungkin disebabkan oleh ca fosfat,ca karbonat dan protein.
-
Ditambah
5 tetes asam asetat 6 % (pipet ukur 1 ml)
-
Jika
kekeruhan tetap ,protein positif
-
Dipanaskan
lagi sampai mendidih
2.
Metode
Bang
-
Tabung
reaksi diisi 5 ml urin
-
Ditambah
0.5 ml reagen bang
-
Dipanaskan
sampai mendidih sambil digoyang
3.
Metode
asam sulfosalisilat
-
Tabung
reaksi diisi 3 ml urin.
-
Ditambah
1 ml reagen sulfosalisilat 20 %
-
Diamkan
2-3 menit ,diamati dibandingakn dengan urin tanpa penambahan reagen (blanko).
·
Hasil Pengamatan :
1.
Metode
Asam asetat
5
ml urin àdipanaskan terjadi kekeruhan + 5 tetes
asam asetat 6% àdipanaskan à kekeruhan tanpa
butir-butir (+1).
2.
Metode
bang
5
ml urin + 0,5 ml reagen Bang àdipanaskan à kekeruhan tanpa butiran
(+1)
3.
Metode
sulfosalisilat
3ml
urin + 1 ml reagen sulfosalisilat 20 %,didiamkan 2-3 menit à Ada kekeruhan (+1).
·
Pembahasan :
Proteinuria ini
terjadi akibat danya kebocoran pada glomelurus yang behubungan dengan kenaikan
permeabilitas membrane basal glomerulus terhadap protein. Dalam keadaan normal,
walaupun terhadap sejumlah protein yang
cukup besar / beberapa gram protein plasma yang melalui nefron setiap hari,
hanya sedikit yang muncul didalam urin.ini disebabkan 2 faktor utama yang
berperan yaitu : filtran glomerulus dan reabsorpsi orotein tubulus.
Pada keadaan
fisiologis sering ditemukan proteinuria ringan yang bersifat sementara misalnya
pada keadaan demam tinggi, gagal jantung, latihan fisik yang kuat dan pasien
hematuria.
·
Kesimpulan : Dari praktikum yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
Akan
timbul kekeruhan pada urin tanpa butiran menujukkan urin (+) 1.
yogyakarta november 2011
pratikan
kasirinus nai liu
nim:10472
Tidak ada komentar:
Posting Komentar