Hari, tanggal : Kamis, 22 November 2012
Judul
: Pemeriksaan Kadar Kalium (Potasium)
Metode : Fotometrik dengan Turbidimetrik
Tujuan :
“ Mengetahui cara
pemeriksaan kadar Kalium (Potasium) dan mengetahui kadar Kalium dalam serum
yang diperiksa ”.
Prinsip Reaksi :
“ Dalam lingkungan basa
kalium akan dibebaskan dari ikatannya dengan protein. Kemudian akan bereaksi
dengan sodium TPB untuk suspensi berbentuk Turbit (kekeruhan) dari potasium
Tetrapenil boron”.
Dasar Teori :
Kalium adalah elektrolit yang paling
banyak ditemukan di cairan intraseluler (sel). Kadar kalium dalam serum hanya
sedikit, dan dapat menimbulkan keadaan gagal jantung jika kadar kalium serum
< 2,5 mEq/l atau >7,0 mEq/l. 80 sampai 90% kalium tubuh diekskresikan
melalui ginjal. Jika terdapat kerusakan jaringan, kalium akan keluar dari sel
dan masuk dalam cairan ekstraseluler (cairan interstitial dan intravaskular).
Jika fungsi ginjal adekuat, kalium dalam cairan intavaskuler akan
diekskresikan. Pada keadaan ekskresi kalium berlebih, terjadi defisit kalium
serum (hipokalemia). Namun demikian, jika ginjal mengekskresikan urin sebanyak
< 600 ml perhari. Kalium akan terakumulasi dalam cairan intravaskular
sehingga akan terjadi kalium serum berlebih (hiperkalemia).
Tubuh tidak mengonservasi kalium, dan
ginjal mengekskresikan kalium rata-rata sebanyak 40 mEq/l perhari (berkisar
antara 25 sampai 120 mEq/l atau 24 jam), bahkan dengan asupan diet rendah
kalium. Kebutuhan kalium perhari adalah 3 sampai 4 gram atau sebesar 40 sampai
60 mEq/l (Kee, 2007). Tubuh menambah kalium melalui makanan (terutama daging,
buah, dan sayuran) dan obat-obatan.
Selain itu, cairan ekstraseluler menambah kalium kapan saja terdapat kerusakan
sel-sel atau gerakan kalium keluar sel.
Namun, peningkatan kadar kalium serum
biasanya tidak terjadi kecuali terdapat penurunan yang bersamaan dengan fungsi
ginjal (Horne dan Sweringen, 2000). Ekskresi kalium di ginjal meningkat seiring
konsentrasi kalium plasma. Selain itu ekskresi kalium juga dipengaruhi oleh
aldosteron, perubahan pH, laju aliran di ductus kolektivus, pergerakan natrium,
vasopesin, dan obat-obatan. Hipokalemia biasanya menunjukkan adanya kehilangan
kalium melalui usus, ginjal, dan pergerakan kalium ke dalam sel. Di ginjal,
kehilangan kalium dapat diakibatkan oleh kelebihan aldostreron atau kelebihan
pergerakan natrium ke tubulus distal, seperti yang dapat terjadi pada
penggunaan diuretik loop atau diuretik tiazid. Hiperkalemia biasanya
menunjukkan penurunan sekresi kalium urin atau yang lebih jarang, pelepasan
akut dari sel atau kegagalan kalium memasuki sel. Hiperkalemia tidak baersifat
persisten kecuali jika terdapat gangguan ekskresi oleh ginjal. Pada kasus
sampel hemolisis, kalium akan dilepaskan ke dalam plasma. Hal ini dapat memacu
estimasi palsu kadar kalium plasma yang melonjak tajam (Callaghan, 2007).
Peralatan :
1. Kuvet
2. Clinipet
50 µl, 100 µl, 500 µl, dan 1000 µl
3. Tip
Kuning dan Tip Biru
4. Spektrofotometer
5. Tissue
6. Tabung
sentrifuge
7. Sentrifuge
Bahan :
Serum
Reagensia :
a. Presipitan
(PREC)
b. Tetra
Penil Boron ( TPB)
c. NaOH
d. Standar
K+ (5 mmol/l)
Cara Kerja :
Ø
Presipitasi :
Dipipet ke dalam tabung sentrifuge : 50 µl serum + 500 µl PREC dicampur, dipusingkan 4000 rpm selama 10
menit.
Ø
Pemeriksaan :
|
Blanko
|
Standar
|
Pemeriksaan
|
Reagen
Kerja
|
1000
µl
|
1000
µl
|
1000
µl
|
Standar
|
-
|
100 µl
|
-
|
Supernatan
|
-
|
-
|
100 µl
|
Dicampur,kemudian dibaca
denagn absorban standar dan pemerilksaan terhadap blanko pada panjang gelombang
578 nm setelah 15 menit.
Hasil dan Pehitungan
Data
Blanko
|
0,000
A
|
Standar
|
0,176
A
|
Pemeriksaan
I
|
0,126
A
|
Pemeriksaan
II
|
0,122
A
|
Perhitungan
Kadar Kalsium I = Absorbansi Pemeriksaan X 5
mmol/ L
Absorbansi
standar
= 0,126
X 5 mmol/ L
0,176
= 0,72 X 5 mmol/ L
= 3,6 mmol/ L
Kadar Kalsium II = Absorbansi Pemeriksaan X 5
mmol/ L
Absorbansi
standar
= 0,122
X 5 mmol/ L
0,176
= 0,69 X
5 mmol/ L
= 3,4 mmol/ L
Nilai
Normal : 3,6 – 5,5 mmol/ L
Pembahasan
:
1. Dalam
pemeriksaan memerlukan sentrifuge untuk mendapatkan supernatan. Kemudian
dipusingkan dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit.
2. Reagen
kerja juga dibuat dengan membuat perbandingan 1 bagian TPB dengan 1 bagian NaOH
dan memerlukan pendiaman selama 20 menit agar reagen TPB dengan NaOH tercampur
sempurna.
3. Dalam
pemeriksaan ini memerlukan pemeriksaan duplo untuk setiap pemeriksaan.
Kesimpulan :
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disipulkan bahwa praktikan
dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Kalium dan hasil pemeriksaan serum
adalah 3,5 mmol/ L.
Daftar Pustaka :
1. Callaghan,
Chris. 2007. At a Glance Sistem Ginjal.
Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
2. Horne,
M. Mima dan Swearingen, Pamela L. 2000. Keseimbangan
Cairan Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2. EGC. Jakarta .
3. Joyce
Lefever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium & Diagnostik, EGC, Jakarta.