Minggu, 22 Januari 2012

AMPHETAMINE,TETRACYCLINE,. MERCURY



A. AMPHETAMINE
1.     

Nama lain        : amfetamin, shabu, SS, Ubas, Ice
2.    Derivat                        : Metamphetamine (Metamfetamin/ MA)
  MDMA (methylene-dioxy-meth-amphetamine) disebut juga ekstasi     (ecstasy), Adam (pil Adam).
3.    Organoleptis    : berbentuk bubuk putih, kuning atau coklat dan kristal kecil berwarna putih.
4.    Mekanisme Kerja Obat dalam tubuh
Amfetamin bekerja merangsang susunan saraf pusat melepaskan katekolamin (epineprin, norepineprin, dan dopamin) dalam sinaps pusat dan menghambat dengan meningkatkan rilis neurotransmiter entecholamin, termasuk dopamin. Sehingga neurotransmiter tetap berada dalam sinaps dengan konsentrasi lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama dari biasanya. Semua sistem saraf akan berpengaruh terhadap perangsangan yang diberikan.
Efek klinis amfetamin akan muncul dalam waktu 2-4 jam setelah penggunaan. Senyawa ini memiliki waktu paruh 4-24 jam dan dieksresikan melalui urin sebanyak 30% dalam bentuk metabolit. Metabolit amfetamin terdiri dari p-hidroksiamfetamin, p-hidroksinorepedrin, dan penilaseton.
karena waktu paruhnya yang pendek menyebabkan efek dari obat ini relatif cepat dan dapat segera terekskresikan, hal ini menjadi salah satu kesulitan tersendiri untuk pengujian terhadap pengguna, bila pengujian dilakukan lebih dari 24 jam jumlah metabolit sekunder yang di terdapat pada urin menjadi sangat sedikit dan tidak dapat lagi dideteksi dengan KIT.

Pemeriksaan sedimen dalam urin


Pemeriksaan sedimen dalam urin
·         Tujuan    : Untuk mengetahui ada tiidaknya unsur sedimen dalam sampel urin
·         Prinsip    : Endapan urin yang diperooleh setelah dipusingkan diperiksa di bawah mikroskop dan diamati serta dihitung unsur sel dan torak.
·         Dasar Teori      :
Pemeriksaan sedimen ini termasuk pemeriksaan urin rutin. Urin yang segar atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet. Yang paling baik adalah urin pekat yang punya berat jenis 1023 atau lebih tinggi.Urin pekat mudah didapatkan jika memakai urin pagi.
Unsur-unsur sedimen dibagi 2, yaitu :
a.   Golongan organik yaitu berasal dari suatu organ atau jaringan. Contohnya : Sel epitel, oval vat bodies, leukosit, eritrosit.
b.   Golongan anorganik yaitu bukan berasal dari suatu jaringan. Contohnya : bahan amorf, kristal-kristal dalam urin.

Alat :
Bahan :
ü  Tabung reaksi
ü  Urin segar
ü  Deck glass

ü  Rak tabung reaksi

ü  Pipet pastur

ü  Mikroskop

ü  Sentrifuge

ü  Obyek glass





·         Cara Kerja                    :
1.    Alat dan bahan disiapkan.
2.    Tabung reksi diisi urin kira-kira ¾ tabung.
3.    Urin disentrifuge dengan tabung penyeimbang selama 15 menit 1500 rpm.
4.    Tabung reaksi diambil dan urin dibuang.
5.    Sisa endapan dipipet dan diteteskan pada obyek glass.
6.    Ditutup dengan deck glass dan diamati menggunakan mikroskop.
7.    Dicari sedimen dan digambar.

Pemeriksaan urin metode strip


Pemeriksaan urin metode strip
·         Tujuan    : Untuk memeriksa urin berdasarkan parameter tertentu dengan cepat
·         Prinsip    : Strip dimasukkan ke dalam urin,lalu perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkan dengan skala rujukan.
·         Dasar Teori      :
Strip dimasukkan ke dalam urin, sehingga terjadi perubahan warna.Perubahan warna diinterpretasikan dengan dibandingkan pada skala rujukan yang biasanya ditempel pada botol reagen strip.pembacaan dipstik dengan instrumen otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual. Pemakaian reagen srip haruslah dilakukan secara hati-hati,oleh karena itu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan seperti yang tertera di leaflet. Setiap habis mengambil satu batang reagen strip, botol atau wadah harus segera ditutup kembali dengan rapat agar terlindung dari kelembaban, sinar dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelum digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan warna.        
Alat :
Bahan :
Reagen :
ü  Tabung reaksi
ü  Sampel uri segar
ü  Reagen strip
ü  Rak tabung reaksi


ü  Tisue



·         Cara Kerja                    :
1.    Alat dan bahan disiapkan.
2.    Urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai volumenya ¾ penuh
3.    Reagen strip dimasukkan ke dalam tabung sampai semua parameter dapat masuk selama 5-10 detik lalu diangkat.
4.    Dilakukan pengamatan dengan cara mencocokan hasil dengan parameter yang ada di wadah.
5.     Ditulis hasilnya.

Pemeriksaan Calcium dan Pemeriksaan Kadar Chlorida


Pemeriksaan Calcium dan Pemeriksaan Kadar Chlorida

·         Tujuan    :  Untuk mengetahui atau memantau fungsi ginjal dan untuk mendiagnosa batu ginjal.
·         Metode  : 
a.    Metode Sulkowitch
b.    Metode Fantus
·         Prinsip    : 
·         Metode Sulkowitch
Reagen Sulkowitch mengendapkan calcium dalam bentuk calcium oxalat tanpa calcium fosfat oleh ph reagen.
·         Metode Fantus
                      menggunakan perak nitrat dengan ion kromat sebagai indikator. Ion chlorida berikatan dengan perak nitrat membentuk kompleks perak chlorida warna putih, kelebihan nitrat dengan indikator kromat terbentuk ikatan perak kromat berwarna merah coklat.

·         Dasar teori       :          
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar syaraf, kerja jantung dan pergerakan otot. Setelah umur 20 tahun, tubh manusia akan mulai mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1% pertahun. Gejala awal kekurangan kalsium adalah seperti lesu, banyak keringat, gelisah, sesak nafas, menurunnya daya tahan tubuh, sembelit, insomnia, dan kram. Kadar kalsium urin dapat mencerminkan asupan diet kalsium. Kadar kalsium serum dan efek keseluruhan penyakit. Hiperkalsiuria atau peningkatan kalsium dalam urin biasanya menyertai kadar pemeriksaan kalsium dalam serum. Pada pria dewasa kebutuhan kalsium sangat rendah, sekitar 300 – 400mg setiap hari. Sebaliknya pada wanita pascamenopause kalsium yang dibutuhkan tinggi, berkisara antara 1200 – 1500 mg setiap hari. Hal ini dapat disebabkan oleh menurunnya absorpsi kalsium secara bertahap akibat usia lanjut. Menurunnya absorpsi kalsium mengakibatkan kalsium dari aliran darah larut dalam urin dan dapat mempengaruhi berat jenis urin

Pemeriksaan Bilirubin dan Urobilinogen


Pemeriksaan Bilirubin dan Urobilinogen

·         Tujuan    :  Untuk mengetahui ada tidaknya Bilirubin dan Urobilinogen dalam urin dan untuk mengetahui sumbatan pada empedu.
·         Metode :
a.    Metode Harrison
b.    Metode Rosin
c.    Metode Ehrlich ( Urobilinogen )
d.    Metode Schlesinger ( Urobilin )
·         Prinsip    : 
A.    Metode Harrison
          BaCl2 bereaksi dengan sulfat dalam urin membentuk endapan BaSO4 dan bilirubin menempel pada molekul ini. FeCl3 mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang berwarna hijau.
B.    Metode Rosin
Iodium akan mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang berwarna hijau.
C.   Metode Ehrlich ( Urobilinogen )
Urobilinogen dengan para dimetilaminobenzaldehid akan membentuk kompleks berwarna merah anggur.
D.   Metode Schlesinger ( Urobilin )
Urobilin dengan reagen schesinger membentuk suatu kompleks dengan memberikan fluoresensi hijau.

·         Dasar teori       :       
Bilirubin adalah suatu pigmen empedu yang diproduksi oleh sel – sel
hepar bersama dengan garam empedu sebagai cairan empedu. Bilirubin yang terdapat dalam urin berasal dan diproses dari bilirubin yang terkonjugasi secara aktif dan disalurkan bersama – sama dengan komponen empedu lainnya menuju ke usus halus. Bilirubin yang tidak diserap masuk kedalam usus, diproses oleh bakteri dan dieksresikan oleh ginjal dalam urin. Bilirubinuria menetap selama penyakit berlangsung, namun uroblinogen kemih akan menghilang sementara waktu bilamana fase obstruktif yang disebabkan oleh kolestatis dalam perjalanan penyakit selanjutnya dapat timbul peningkatan urobilinogen kemih sekunder. Dari saluran empedu, bilirubin terkonjugasi dialirkan keusus. Didalam usus halus hanya sebagian kecil bilirubin terkonjugasi yang reabsorbsi. Pada bagian terminal usus halus dan usus besar, bilirubin terkonjugasi akan dihidrolisis menjadi bilirubin tak terkonjugasi oleh enzim β glukuronidase yang berasal dari hati, sel – sel epitel usus dan bakteri usus. Bilirubin tak terkonjugasi ini direduksi oleh flora usus menjadi kelompok senyawa tetrapirol tak berwarna yang disebut urobilinogen. Transfor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel dan sekresi kedalam kanalikuli dalam hati. Agar dapat diekskresikan dalam empedu, bilirubin harus dikonjugasi. Bilirubin terkonjugasi kemudian diekskresikan melalui saluran empedu kedalam usus halus. Bilirubin tak terkonjugasi tidak diekskresikan kedalam empedu kecuali setelah proses foto oksidasi.

Alat :
Bahan :
Reagen :
ü  Rak tabung reaksi
ü Urin segar
ü  pereaksi fouchet
ü  Tabung reaksi

ü  Larutan BaCl2
ü  Pipet ukur

ü  Larutan Iodium 1%
ü  Pipet tetes

ü  Pereaksi Ehrlich
ü  Batang pengaduk

ü  Pereaksi Schlesinger
ü  Beker glass

ü  Pereaksi Lugol







·         Cara Kerja        : 
1.   Pemeriksaan Bilirubin
a.    Metode Harrison
·      Tabung reaksi diisi 5 ml urin
·      Ditambah 5 ml BaCl2 10%, dicampur kemudian disaring dengan kertas saring
·      Kertas saring dibuka, presipitat pada kertas saring dibiarkan kering
·      Ditambah 1 tetes reagen fouchet pada presipitat
b.    Metode Rosin
·      Diisi 2 ml urin kedalam tabung reaksi
·      Ditambah 1 ml iodium 1% lewat dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan larutan
·      Amati perbatasan kedua lapisan
2.   Pemeriksaan Urobilinogen
a.    Metode Ehrlich
·      Tabung reaksi diisi 5 ml urin, ditambah 3 tetes reagen ehrlich
·      Diamati perubahan warna
b.    Metode Schlesinger
·    Tabung reaksi diisi 5 ml urin, ditambah 2 tetes pereaksi lugol
·    Ditambah 5 ml reagen schlesinger, dicampur
·    Disaring sampai dapat filtrat yang jernih
·    Filtrat diperiksa dengan latar yang gelap

·         Pembacaan hasil         :
1.   Pemeriksaan Bilirubin
a.    Metode Harrison
Tabung reaksi diisi 5 ml urin + 5 ml BaCl2 10%, dicampur ® disaring, dibiarkan kering + 1 tetes reagen fouchet pada presipitat ® kertas saring presipitat ada warna hijau ( + ).



b.    Metode Rosin
2 ml urin + 1 ml iodium 1% lewat dinding tabung ® terdapat 2 lapisan berwarna hijau ( + )
2.    Pemeriksaan Urobilinogen
a.   Metode Ehrlich
5ml urin + 3 tetes reagen Ehrlich ® timbul warna merah anggur ( + )
b.   Metode Schlesinger
5ml urin + 2 tetes lugol + 5 ml reagen schlesinger, campur ® disaring ® filtrat diperiksa dengan latar gelap ® fluoresensi hijau pada filtrat ( + )

·         Pembahasan    :       
Pada bilirubin mengindikasi pada gangguan hati atau saluran empedu, seperti pada hepatitis infeksma toksi hepar kanker hati. Urin yang mengandung bilirubin tinggi tampak berwarna kuning pekat dan jika digoyang – goyang akan timbul busa. Peningkatan ekskresi jika fungsi hepar menurun atau kelebihan urobilinogen. Hasil ( + ) jika setelah olahraga / minum ataupun kelelahan / sembelit. Jika menurun dijumpai pada kanker pankreas, penyakit hati.

·         Kesimpulan      :  Dari praktikum bilirubin dan urobilinogen dalam urin dapat disimpulkan :
1.    Pemeriksaan bilirubin
a.    Metode Harrison : menunjukkan hasil ( + ) yang ditunjukkan dengan warna hijau.
b.    Metode Rosin : menunjukkan hasil ( + ), yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau pada perbatasan kedua lapisan.
2.      Pemeriksaan Urobilinogen
a.    Metode Ehrlich : hasil ( + ), yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah anggur.
b.    Metode Schlesinger : hasil ( + ), ditunjukkan dengan terbentuknya fluoresensi hijau.




DAFTAR PUSTAKA
·         Mc Pherson, A. R., & Sacher, A. R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: Panerbit Buku Kedokteran EGC.
·      Tim Praktikum Kimia Klinik. (2011). Buku Petunjuk Praktikum Kimia Klinik I. Yogyakarta: Akademi Analis Kesehatan Manggala Yogyakarta.
·      Gjandasoebrata R . 1986, Penuntun Laboratorium Klinik . Jakarta . Dian Rakyat
·         Mc Pherson, A. R., & Sacher, A. R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: Panerbit Buku Kedokteran EGC.Tim Praktikum Kimia Klinik. (2011). Buku Petunjuk Praktikum Kimia Klinik I. Yogyakarta: Akademi Analis Kesehatan Manggala Yogyakarta














                                                                        yogyakarta,november,2011
                                                                             pratikan 



                                                                        kasirinus nai liu
             
                                                                      nim 10472